Dalam dakap senja
hadirmu bagaikan membisik rasa
pabila hujan membasahi maya
dengan rintis-rintis dinginnya
hadirmu bagaikan membisik rasa
pabila hujan membasahi maya
dengan rintis-rintis dinginnya
Lantas sang pelangi
mengintai malu di persada senja
menanti rembulan menunjukkan rupa
kemarilah dewa malamku
kuseru dikau dengan bahasa rindu
bersama kita jerat senja bening ini
bersama kita pikat sang pelangi
kita hitung satu persatu warnanya
kuning, jingga, merah dan ungu
dan kita bawa bersama indahnya
belayar di mimpi kita malam nanti
Ah dewa malam....
bisik rindumu melarik sejuta lara di hamparan dada
pujuk cintamu buat jiwa diamuk badai gelora
mari bersama kita tatap suram warna malam
tersirna indahnya dek sinar rembulan
terpancar gemilangnya dek taburan bintang
tapi...
mengapa dewa malamku masih tertunduk?
dalam dakap malam yang masih bersisa?
tidak mampu melepaskan rindu
yang meluluh lantakkan jiwanya?
namun tidak juga mampu
merelakan ia berlalu begitu sahaja
dan aku dewi malam
dalam diam cuma bisa mendesah
dalam nafas cinta yang tak kesampaian
lalu ku nantikan lagi desah angin
membawa misteri ke dalam mimpiku
bersama dikau dewa malamku.....
No comments:
Post a Comment