ingin ku tuliskan aksaraku di pinggir hatimu......

Thursday, October 22, 2015






~BISIKMU DI HUJUNG SUNYI ~

di hujung sunyi 
ada bait-bait kata berbisik di hati 
tentang luhur sebuah rasa
membilang bisik-bisik dalam kelam pandang


lalu abjad mula menjadi aksara
aksara mula membentuk bilah kata
dan bilah kata mula melagukan puisi
dan kita syairkan bersama
biar singgah di hati yang bisa memaknai


tiap barisnya dimulakan dengan bismillah
dia akhiri dengan sadaqallah
dan bagaikan sungai yang mengalir lembut
ia menyucikan hama yang terselit di celah-celah dinding hati
ia membasuh nada-nada duka yang berlagu di tiap detik hari
lalu membalut tiap luka yang mengalirkan darah merah di pipi

Tuesday, October 20, 2015

~DI HUJUNG PELAYARAN ~




Pantaiku
untaikan temali buihmu di bibir malam
hamparkan putih kasihmu di dada siang
ikatlah layarku
agar tetap tegar diterjah angin
menuntun haluanku
ke dermaga impian

di dadamu...
nyalakan suar menerangi laluanku
menyuluh ...
menghangat ...

seketika...
 temaram biar jadi binar
agar langkah jadi tegar
rindu terus memugar

meskipun elus ombak di kemudiku diam
jiwa bergempita melantunkan rasa
belayar di samudera aksara tanpa suara


LAILA HANNI
16/3/2013




Friday, October 16, 2015

~ Andai aku diam ~
Rindu …
tertulis di segenap ruas langit
meski kudengar bisik yang menggamit
namun masih tak bisa tercoret
rangkai puisi tak bisa kugarit

sebelum terbit mentari di ufuk fajar
gerimis merembes di dada langit
hujan tak cukup menyulah awan
lalu rebak rasa
menaggung rindu yang ampuh 
menawan jiwa yang rapuh

saat kemilau cahaya halilintar membelah bumi
aku mengumpul rintik-rintik untuk aku mengeja pelangi
namun lentiknya tak mampu kugapai
hingga kembali hilang di antara kabus
hilang terus.....

Kerana itu aku diam
melerai tangis di titis hujan
menyimpul senyum di bibir awan


laila hanni



Thursday, October 15, 2015

~ Edan Kesmaran ~

dalam pelayaran ini
aku tetapkan buritan, 

dibadai ombak di tengah lautan,
namun kemudiku tak kan kubiarkan
kecundang lesu di tengah perjalanan, 
terus berlayar menuju haluan, 

biduk kecilku menata langit, 
menunggu angin menerjahkan layar,
gagah kemudi menjajah samudera,
meredah taufan nan deras membelah,


badai itu masih tetap ku terjah

kerana edanku kan tetap

terus kesmaran....




laila hanni

Sunday, April 5, 2015




~ANDAI BISA~


Pernah katamu….
“rindu itu bak puisiku
bergema dari hatiku
melantun ke hatimu
bila hati kita berbicara
aku ingin gemanya menggamit
hingga tak mampu kau berpamit”

namun….
sejatikah cinta yang menggurat erti tanpa kata?
segalanya terlihat ampuh
saat cinta bersepuh di jiwa
namun nyatanya rapuh
saat duga menyentuh di naskah yang bersketsa...

dan kini…
tangis ini tiada yang ingin mendengarkannya
rintih ini tiada yang ingin mengusapi ratapnya
terkadang lelah sang bayu menyelusuri desah yang memilukan
terkadang pepohon hanya bisa melambaikan gundahnya
terbawa anginan menyibak erti antara rembes rinai

dan terkadang….
aku masih lagi berharap
agar bayangmu masih di situ
di saat lenaku dijemput jaga
dalam kedinginan senja
masih bisakah ia membelai


bisakah…..




Friday, November 15, 2013





~ ASA~


Debur ombak ganas menghempas
Menyambut rinai menghimpun gerimis 
Di hujung malam rindu terus bermagis
Sayup terdengar suara bisik meratap tangis

Atas batu di gigi pantai 
Ada jiwa gelisah menentang badai 
Cuba mengutip buih-buih putih yang berderai
Cuba menghimpun mutiara kasih yang terlerai

Badai ombak terus-terusan menggempur hati.
Melindap temaran cahaya yang mematri
Bersungkawa menjulang pedih sebuah erti
Menazamkan lirih-lirih senandung sang pari-pari

Sudahkah tiba di titik penghujung ?
Hingga bisa bercerita tentang aral… tentang gagal
Membungkah asa melangkah… meredah terjal

Atau mungkinkah itu hanya titik mula ?
Menegak atma berpuingkan tunjang akal jiwa
Yang tiada pernah terlihat di mana pengakhirannya....

Friday, February 22, 2013

~ RESAH~










Gigil jiwa menatang resah
Menatap langit mencari asal gundah 
Malam masih bisikkan lagu pilu  
Menanti sang dewa mengalun rind


 Siapa bilang datangnya membawa dendang
Siapa kata hadirnya berdondang sayang
Sedang terus kalbu meratap walang
Dan masih mata menatap riak-riak bimbang 



Lelah… lelah mengalunkan indah syair cinta  
Biarkan hati mengadu dalam kantung duka
Lalu tebarkan saja biar meluncur bersama angin
Terbaur hangat getar hati menghembus dingin….