Jemari ini masih mau mewarnakan ronanya
Di kaus tipis dari kain sutera
Untuk kau tatap dengan syahdu sekeping rasa
penuh rindu gelora jeling mata Sang Rajuna
Untai kata ku rajut penuh kudus dari jiwa
Bebahasa indah bak puisi sang dewangga
Untuk kau ungkapkan kata penuh berbahasa
dalam pujuk rayu bisik-bisik sang Arjuna
Tataplah… Dengarlah…
Namun jangan sesekali kau pernah
ucapkan bisik-bisik bernada resah
Tuntunlah.. Pandulah ..
Hingga yang buta tetap bisa melangkah
Dan yang bisu tetap mau bertitah…
Di kaus tipis dari kain sutera
Untuk kau tatap dengan syahdu sekeping rasa
penuh rindu gelora jeling mata Sang Rajuna
Untai kata ku rajut penuh kudus dari jiwa
Bebahasa indah bak puisi sang dewangga
Untuk kau ungkapkan kata penuh berbahasa
dalam pujuk rayu bisik-bisik sang Arjuna
Tataplah… Dengarlah…
Namun jangan sesekali kau pernah
ucapkan bisik-bisik bernada resah
Tuntunlah.. Pandulah ..
Hingga yang buta tetap bisa melangkah
Dan yang bisu tetap mau bertitah…
Bebahasa indah bak puisi sang dewangga
Untuk kau ungkapkan kata penuh berbahasa
dalam pujuk rayu bisik-bisik sang Arjuna
Tataplah… Dengarlah…
Namun jangan sesekali kau pernah
ucapkan bisik-bisik bernada resah
Tuntunlah.. Pandulah ..
Hingga yang buta tetap bisa melangkah
Dan yang bisu tetap mau bertitah…
No comments:
Post a Comment